Sponsor Advertise

Image and video hosting by TinyPic

huh,parah.

Sesuai dengan judulnya gan,dulu waktu agan2 masih kecil pasti udah pernah ngerasain main permainan yang ane sebutin dibawah ini tapi ga tau kenapa sekarang ane udah hampir ga pernah lagi ngeliat ada anak2 kecil yang main permainan ini,makanya ane kasih judul permainan yang terlupakan,tapi ane ga tau juga dech kalo didaerah agan masih banyak yang main permainan ini
mungkin kalo ada permainan yg belum kesebut,ane terima kasih bgd kalo agan mao nambahin
Quote:
Quote:
1.GALASIN
Spoiler for :

Quote:
Galah asin atau di daerah lain disebut galasin atau gobak sodor adalah sejenis permainan daerah asli dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segi empat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.


Quote:
2.CONGKLAK
Spoiler for :

Quote:
Congklak adalah suatu jenis permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh indonesia.Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.
Congklak memiliki nama yang berbeda-beda di berbagai daerah,di malaysia permainan ini lebih dikenal dengan nama congklk dan istilah ini juga dikenal di beberapa daerah di Sumatera dengan kebudayaan melayu. Di jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak, dakon, dhakon atau dhakonan. Selain itu di lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan nama mokaotan, maggaleceng, aggalacang dan nogarata. Dalam bahasa Inggris, permainan ini disebut mancala.

Quote:
3.PETAK UMPET
Spoiler for :

Quote:
Permainan ini bisa dimainkan oleh minimal 2 orang,namun jika semakin banyak yang bermain maka akan menjadi semakin seru.

Cara bermain :

Dimulai dengan hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing" (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 10, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apa saja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi (tempat jaga ini memiliki sebutan yang berbeda di setiap daerah, contohnya di beberapa daerah di jakarta ada yang menyebutnya inglo, di daerah lain menyebutnya bon dan ada juga yang menamai tempat itu hong). Setelah hitungan sepuluh (atau hitungan yang telah disepakati bersama, misalnya jika wilayahnya terbuka, hitungan biasanya ditambah menjadi 15 atau 20) dan setelah teman-temannya bersembunyi, mulailah si "kucing" beraksi mencari teman-temannya tersebut.
Quote:
4.GASING
Spoiler for :

Quote:

Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkeseimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib.

Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.

Gerakan gasing berdasarkan efek giroskopik. Gasing biasanya berputar terhuyung-huyung untuk beberapa saat hingga interaksi bagian kaki (paksi) dengan permukaan tanah membuatnya tegak. Setelah gasing berputar tegak untuk sementara waktu, momentum sudut dan efek giroskopik berkurang sedikit demi sedikit hingga akhirnya bagian badan terjatuh secara kasar ke permukaan tanah.
Quote:
5.KELERENG
Spoiler for :

Quote:
Kelereng (atau dalam bahasa jawa disebut nĆØkeran) adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca, tanah liat, atau agate. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam. Umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung. Kelereng dapat dimainkan sebagai permainan anak, dan kadang dikoleksi, untuk tujuan nostalgia dan warnanya yang estetik.
Quote:
6.EGRANG
Spoiler for :

Quote:
Egrang atau jangkungan adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal. Di dataran banjir maupun pantai atau tanah labil, bangunan sering dibuat di atas jangkungan untuk melindungi agar tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah yang bergeser. Jangkungan telah dibuat selama ratusan tahun.
 
 
sumber: kaskus
Read more ...

Bangga dong!

50 Fakta Tentang Keistimewaan Indonesia Di Mata Internasional

50 Fakta Tentang Keistimewaan Indonesia Di Mata Internasional, Membuat Kita Bangga Sebagai Menjadi Warga Negara Indonesia Meskipun ada beberapa kekurangan atau keburukan yang masih melekat di tanah air kita (mungkin persepsi karena pemberitaan yang buruk), ada banyak alasan mengapa kita harus berbangga diri menjadi warga Negara Republik Indonesia. Bagi teman-teman yang masih malu menjadi warga Negara RI wajib baca artikel ini sampai selesai. Yang intinya adalah alasan mengapa kita harus bangga menjadi WNI ?

Selain itu Indonesia juga memiliki rekor yang mendunia dan tidak dimiliki oleh negara-negara lain, nah berikut adalah beberapa rekor dari negara tercinta Indonesia :
  1. RI merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni). Disini ada 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu : Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dengan luas 539.460 km2), Sumatera (473.606 km2) dan Papua (421.981 km2).
  2. Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.
  3. Pulau Jawa adalah pulau terpadat di dunia dimana sekitar 60% hamper penduduk Indonesia (sekitar 130 juta jiwa) tinggal di pulau yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah RI.
  4. Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku.
  5. Negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yaitu, 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia. Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia walaupun bahasa daerah dengan jumlah pemakai terbanyak di Indonesia adalah bahasa Jawa.
  6. Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia sekitar 216 juta jiwa atau 88% dari penduduk Indonesia. Juga memiliki jumlah masjid terbanyak dan Negara asal jamaah haji terbesar di dunia.
  7. Monumen Budha (candi) terbesar di dunia adalah Candi Borobudur di Jawa Tengah dengan tinggi 42 meter (10 tingkat) dan panjang relief lebih dari 1 km. Diperkirakan dibuat selama 40 tahun oleh Dinasti Syailendra pada masa kerajaan Mataram Kuno (750-850).
  8. Candi Borobudur
  9. Tempat ditemukannya manusia purba tertua di dunia, yaitu : Pithecanthropus Erectus yang diperkirakan berasal dari 1,8 juta tahun yang lalu.
  10. Pithecanthropus Erectus
  11. Republik Indonesia adalah Negara pertama yang lahir sesudah berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945. RI merupakan Negara ke 70 tertua di dunia.
  12. Indonesia adalah Negara pertama (hingga kini satu-satunya) yang pernah keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tgl 7 Januari 1965. RI bergabung kembali ke dalam PBB pada tahun 1966.
  13. Tim bulutangkis Indonesia adalah yang terbanyak merebut lambang supremasi bulutangkis pria, Thomas Cup, yaitu sebanyak 13 x (pertama kali th 1958 & terakhir 2002). Tapi riskan untuk dilampaui China, melihat trend terakhir ini.
  14. Terakhir Piala Ini Diangkat
  15. Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah terbesar kedua.
  16. Negara ini punya cadangan gas alam TERBESAR DI DUNIA ! tepatnya di Blok Natuna. Berapa kandungan gas di blok natuna? Blok Natuna D Alpha memiliki cadangan gas hingga 202 TRILIUN kaki kubik!! dan masih banyak Blok-Blok penghasil tambang dan minyak seperti Blok Cepu dll. DIKELOLA SIAPA? EXXON MOBIL! dibantu sama Pertamina

  17. GAS ALAM BLOK NATUNA
  18. Negara ini punya Hutan Tropis terbesar di dunia. hutan tropis ini memiliki luas 39.549.447 Hektar, dengan keanekaragaman hayati dan plasmanutfah terlengkap di dunia. Letaknya di Pulau Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Sebenarnya jika negara ini menginginkan kiamat sangat mudah saja buat mereka. Tebang saja semua pohon di hutan itu maka bumi pasti kiamat. Karena bumi ini sangat tergantung sekali dengan hutan tropis ini untuk menjaga keseimbangan iklim karena hutan hujan Amazon tak cukup kuat untuk menyeimbangkan iklim bumi dan sekarang mereka sedikit demi sediki telah mengkancurkanya hanya untuk segelintir orang yang punya uang untuk perkebunan dan lapangan Golf. Sungguh sangat ironis sekali.
  19. Indonesia menempati peringkat 1 dalam produk pertanian, yaitu : cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta no.2 dalam karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil).
  20. Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar dunia.
  21. Terumbu Karang (Coral Reef) Indonesia adalah yang terkaya (18% dari total dunia).
  22. Indonesia memiliki species ikan hiu terbanyak didunia yaitu 150 species.
  23. Biodiversity Anggrek terbeser didunia : 6 ribu jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua.
  24. Memiliki hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman ini bermanfaat untuk mencegah pengikisan air laut / abrasi.
  25. Binatang purba yang masih hidup : Komodo yang hanya terdapat di pulau Komodo, NTT adalah kadal terbesar di dunia. Panjangnya bias mencapai 3 meter dan beratnya 90 kg.
  26. Komodo
  27. Rafflesia Arnoldii yang tumbuh di Sumatera adalah bunga terbesar di dunia. Ketika bunganya mekar, diameternya mencapai 1 meter.
  28. Rafflesia Arnoldii
  29. Memiliki primata terkecil di dunia, yaitu Tarsier Pygmy (Tarsius Pumilus) atau disebut juga Tarsier Gunung yang panjangnya hanya 10 cm. Hewan yang mirip monyet dan hidupnya di atas pohon ini terdapat di Sulawesi.
  30. Tarsier Pygmy
  31. Tempat ditemukannya ular terpanjang di dunia yaitu, Python Reticulates sepanjang 10 meter di Sulawesi.
  32. Ikan terkecil di dunia yang ditemukan baru-baru ini di rawa-rawa berlumpur Sumatera. Panjang 7,9 mm ketika dewasa atau kurang lebih sebesar nyamuk. Tubuh ikan ini transparan dan tidak mempunyai tulang kepala.
  33. PT. PAL sukses membuat salah satu kapal terbaik di dunia "Star 50" berbobot 50,000 ton. Salah satu Negara yang memesan kapal ini adalah Singapura.
  34. Kapal Star 50
  35. Di Singapura, gamelan menjadi mata pelajaran wajib di sekolah dasar pada hampir sebagian wilayahnya.
  36. Pabrik/manufaktur Mattel (boneka Barbie USA) hanya ada 2 di dunia. Pabrik pertama berada di China dan lainnya di Jababeka, Cikarang, Jawa Barat.
  37. Brand internasional yang amat prestisius, Gucci, menggunakan kain tenun asli Indonesia sebagai bahan bakunya.
  38. Mobil terpopuler di Uni Emirat Arab adalah Toyota Kijang Innova yang sepenuhnya diproduksi di Indonesia.
  39. Bunga nasional Korea Utara yang amat popular Kimilsungia berasal dari Indonesia dan diberi nama oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno.
  40. Bunga Kimilsungia
  41. Tahukah Anda, Air Bridge – tangga belalai menuju pintu pesawat yang ngetrend di bandara-bandara dunia kali pertama dibuat oleh PT Bukaka, Indonesia.
  42. Air Bridge
  43. Pejuang HAM legendaris dan bapak pembebasan Negara Afrika Selatan, Nelson Mandela, setelah berhasil menghapus Apartheid di negerinya, mengakui bahwa perjuangannya itu diinspirasikan oleh perjuangan Syekh Yusuf dari Makassar.
  44. Tahun 2002, dalam Special Edition TIME magazine on Asian Heroes, penyanyi Iwan Fals menjadi cover fullpage. Begitu juga dengan Aa Gym di tahun 2006 (The Holy Quran).
  45. Mobil prestisius, Mercedes Benz, menggunakan knalpot buatan Indonesia, yang pengerjaannya sepenuhnya dilakukan di Purbalingga, Jawa Tengah.
  46. Presiden RI ke-3, BJ Habibie adalah pemegang 46 paten di bidang aeronautika dunia.
  47. David Foster mengaku, lagu ciptaanya ‘To Love You More’ yang dibawakan Celine Dion terinspirasi dari musik Keroncong yang berasal dari Indonesia.
  48. Menara Kuala Lumpur ternyata dirancang oleh putra Indonesia, Ir.Achmad Murdijat alumni ITB.

  49. Indofood merupakan produsen mie instan terbesar di dunia.
  50. Tas Bagteria made in Indonesia telah dijajakan di berbagai etalase di mall-mall kelas atas di 32 negara di seluruh penjuru dunia. Public figure dunia yang mengenakan produk ini antara lain Paris Hilton, Zara Phillips, Emma Thomson, dan Audrey Tatou.
  51. Tiga jenis kopi andalan Starbucks di Seattle, AS, adalah : Sumatera, Java Mocha dan Toraja Coffee. Ketiga jenis kopi ini dipajang di etalase paling depan.

  52. Koin Ringgit Malaysia dan passport Malaysia adalah produksi PT PERURI.
  53. Seragam serdadu NATO diproduksi oleh PT Sritex, Solo, Jawa Tengah.

  54. Kacang Dua Kelinci (PT Dua Kelinci), menjadi sponsor Real Madrid.
  55. Motor GP, Produsen Honda menggunakan jargon ”One Heart” (Honda Indonesia) yang terpasang di motor balapnya, Yamaha juga membubuhi jargon ”Semakin di Depan” di baju balapnya. Walaupun motor Jepang, tapi semua produksinya dilakukan di Indonesia.


  56. Stadion Gelora Bung Karno merupakan stadion terbesar ke-2 di Asia.

  57. Senjata yang namanya Kriss SVD terinspirasi dari senjata tradisional Indonesia, Keris. Pencipta Kriss SVD ternyata pernah tinggal di Indonesia.

  58. Sepatu Adidas bekerja sama dengan salah satu perusahaan sepatu Indonesia dan merupakan satu-satunya perusahaan sepatu yang dipercaya oleh Adidas untuk memproduksi Football Shoes di seluruh dunia.
  59. Biji kopi luwak adalah biji kopi termahal di dunia, dan produsennya adalah Indonesia.

  60. Jersey dan Jaket Official Manchester United adalah buatan Indonesia.
Aku bangga karena masih banyak catatan-catatan yang belum bisa aku catat dalam catatanku ini, aku harap tidak berkurang tetapi akan banyak goresan-goresan, catatan-catatan dan prestasi-prestasi yang akan dibuat oleh bangsaku ini.

Meskipun demikian jika kita tidak merawat, melestarikan, membuat inovasi dan sadar dengan kekayaan dan keaneka ragaman ini jangan harap NKRI bisa di jaga dari sabang sampai merauke, dari miangas sampai rote. Hanya orang-orang yang memaksakan kehendak dan menutup dirilah (tidak mencintai keberagaman) yang akan tertawa di atas disintegrasi bangsa. Tidak ada NII, Tidak ada RMS, Tidak Ada Papua Merdeka, Yang Ada Hanya NKRI di bawah Pancasila dan UUD 1945.

twitter@uciha_fauzi


air bridge
air bridge
komodo
komodo
raflesia arnoldi
raflesia arnoldi
logo semakin di depan pd team yamaha racing
logo semakin di depan pd team yamaha racing
jaket MU buatan indonesia
jaket MU buatan indonesia
kopi luwak
kopi luwak

gelora bung karno
gelora bung karno
kapal star 50
kapal star 50
Read more ...

sejarah pancasila "yang terlupakan"


Sejarah Penciptaan Lambang “Garuda Pancasila” Yang Terlupakan

sultan hamid ii alkadriSiapa perancang lambang negara Indonesia Garuda Pancasila? Sejumlah pengamat menyebut nama Sultan Hamid II Alkadrie. Penguasa Kalimantan Barat pada masanya ini sangat berjasa, terutama dalam perjuangan diplomatik Indonesia. Namun sejarah “resmi” terkesan menutup-nutupinya.
 
Eksistensi Sultan Hamid II dalam sejarah perjuangan rakyat Indonesia nyaris tak terasa. Padahal, dialah de­sainer lambang negara Indonesia, Bu­rung Garuda, biasa juga disebut ”Garuda Pancasila”.
Meski sejarah menutup-nutupi, sum­bangsih Sultan Hamid II selaku peran­cang lambang negara Indonesia tersebut tak boleh dilupakan.
Boleh jadi sejarah dan pencatatan sejarah tidak berpihak kepada sultan yang cerdas ini.
Begitulah penyakit negara bangsa yang kerap dengan mudahnya menghi­langkan jasa-jasa dan apa-apa yang telah diperbuat seseorang hanya karena ada­nya perbedaan pandangan, seperti ada­nya perbedaan visi seperti mengenai ideologi dan model atau bentuk negara, serta adanya pertentangan politik akibat perbedaan itu. Terutama jika berten­tang­an dengan rezim yang berkuasa. Biasa­nya, rezim yang berkuasalah yang me­nen­tukan seperti apa sejarah hendak di­catat dan diceritakan kepada generasi berikutnya.
Secara politik, sebenarnya tak ada alasan untuk menghalangi pengakuan terhadap hasil karya Sultan Hamid II. Namun entah kenapa hingga hari ini hal itu masih belum dapat terealisasikan.
Sultan Hamid II kadung dianggap se­bagai tokoh makar. Namanya disudutkan, kariernya dihitamkan, padahal berkat kar­yanya dinding istana dan kantor-kantor pe­merintahan di republik ini menjadi ber­wibawa dengan lambang Garuda Pan­casila.
Namun jangan coba mencari lam­bang Garuda di dinding Istana Kadriyah. Tak bakal ketemu. Sultan Hamid telah berwasiat kepada anak-cucunya agar tidak memajang lambang negara sebe­lum negara mengakui hasil karyanya.
Menyambut Hari Kesaktian Pancasila 31 Oktober, ada baiknya kita sedikit menoleh ke belakang, mencari tahu salah satu babak penting dalam sejarah negeri tercinta.
 
Sultan yang Cerdas
Adalah Turiman yang membuktikan kebenaran ini dalam tesis S-2 di Pasca­sarjana Ilmu Hukum Universitas Indone­sia pada 11 Agustus 1999 yang berjudul Sejarah Hukum Lambang Negara Repub­lik Indonesia, Suatu Analisis Yuridis ten­tang Pengaturan Lambang Negara dalam Perundang-undangan. Dalam tesisnya yang dibimbing oleh Prof. Dimyati Har­tono, Turiman mempertahankan secara yuridis dengan data-data yang akurat mengenai siapa sebenarnya pencipta lambang negara Burung Garuda.
Sultan Hamid II, yang juga sultan kedelapan dari Kesultanan Kadriyah Pontianak, memiliki nama lengkap Abdurrahman Hamid Alkadrie. Putra Sultan Syarif Muhammad Alkadrie, Sultan VII Kesultanan Pontianak, ini lahir di Pontianak pada 12 Juli 1913. Ayahnya adalah pendiri kota Pontianak.
Sultan Hamid II dikenal cerdas. Ia adalah orang Indonesia pertama yang menempuh pendidikan di Akademi Militer Belanda (KMA) di Breda Belanda, semacam Akabri, dengan pangkat letnan dua infanteri pada 1936. Ia juga menjadi ajudan Ratu Juliana dengan pangkat terakhir mayor jenderal.
Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan sekutunya, pada 10 Maret 1942, ia tertawan dan dibebaskan ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan mendapat kenaikan pangkat menjadi kolonel. Setelah ayahnya mangkat akibat agresi Jepang, pada 29 Oktober 1945 ia diangkat menjadi sultan Pontianak, menggantikan ayahnya, dengan gelar Sultan Hamid II.
Dalam perjuangan federalisme, Sultan Hamid II memperoleh jabatan penting sebagai wakil Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) berdasarkan konstitusi RIS 1949 dan selalu turut dalam perundingan-perundingan Malino, Den­pasar, BFO, BFC, IJC, dan KMB di Indo­nesia dan Belanda.
Sultan Hamid II kemudian memper­oleh pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda dan menjadi orang Indone­sia pertama yang memperoleh pangkat tertinggi dalam kemiliteran.
Mengkoordinasi Kegiatan Perancangan
Sultan Hamid adalah salah satu tokoh penting nasional dalam mendirikan Re­publik Indonesia bersama rekan seang­katannya, Soekarno, Muhammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, Mr. Muhammad Roem, dan Muhammad Yamin.
Dalam sejarah pendirian RI, Sultan Hamid pernah menjadi ketua Delegasi BFO (Wakil Daerah/Negara buatan Belanda) dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda, 23 Agustus 1949. Ia juga menjadi saksi pelantikan Soekar­no sebagai presiden RI di Keraton Yogya­karta pada 17 Desember 1949. Ini terlihat dalam foto yang dimuat di Buku 50 Tahun Indonesia Merdeka.
Sepak terjangnya di dunia politik men­jadi salah satu alasan bagi Presiden Soe­karno untuk mengangkat Sultan Hamid sebagai menteri negara zonder porto folio di Kabinet RIS 1949-1950.
Dalam sejarah pergerakan bangsa Indonesia yang dimuat dalam 50 Tahun Indonesia Merdeka disebutkan, pada 13 Juli1945, dalam Rapat Panitia Perancang Undang-undang Dasar, salah satu ang­gota Panitia, Parada Harahap, mengusul­kan ihwal lambang negara. Pada 20 Desember 1949, berdasar­kan Keputusan Presiden Republik Indo­nesia Serikat No­mor 2 Tahun 1949, Sul­tan Hamid Alkadrie II diangkat sebagai men­teri negara RIS. Dalam kedudukan­nya ini, ia dipercaya oleh Presiden Sukar­no mengoordinasi ke­giatan perancangan.
lambang garuda sejarah
Bhinneka Tunggal Ika
Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) se­waktu penyerahan file dokumen proses perancangan lambang negara disebut­kan, “ide perisai Pancasila” muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lam­bang ne­gara. Ia teringat ucapan Presiden Soekar­no bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, yang mana sila-sila dasar negara, yaitu Panca­sila, divi­sualisasikan dalam lambang negara.
Tanggal 10 Januari 1950 dibentuklah Panitia Teknis dengan nama Panitia Len­cana Negara di bawah koordinator Men­teri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewan­toro, M.A. Pellaupessy, Moh. Natsir, dan R.M. Ng. Purbatjaraka sebagai anggota.
Panitia ini bertugas menyeleksi usul­an rancangan lambang negara untuk di­pilih dan diajukan kepada pemerintah.
Merujuk keterangan Bung Hatta da­lam buku Bung Hatta Menjawab, untuk melaksanakan keputusan sidang kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara.
Terpilih dua rancangan lambang ne­gara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M. Yamin.
Pada proses selanjutnya yang dite­rima pemerintah dan DPR RIS adalah ran­cangan Sultan Hamid II. Karya M. Ya­min ditolak, karena menyertakan sinar-si­nar matahari dan menampakkan pe­nga­ruh Jepang.
Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno, dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilaku­kan untuk keperluan penyempurnaan ran­cangan itu. Terjadi kesepakatan me­reka bertiga, mengganti pita yang di­cengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih de­ngan menambahkan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.
 
Karya Anak Bangsa
Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II, diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk di­pertimbangkan, karena adanya keberat­an terhadap gambar burung garuda de­ngan tangan dan bahu manusia yang me­megang perisai dan dianggap bersifat mitologis.
Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspi­rasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Di­singkat Garuda Pancasila.
Presiden Soekarno kemudian menye­rahkan rancangan tersebut kepada Ka­binet RIS melalui Moh. Hatta sebagai perdana menteri.
A.G. Pringgodigdo dalam bukunya Sekitar Pancasila terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI, menyebutkan, ran­cangan lambang negara karya Sultan Ha­mid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS.
Ketika itu gambar bentuk kepala Raja­wali Garuda Pancasila masih “gundul” dan “tidak berjambul” seperti bentuk seka­rang ini. Inilah karya kebangsaan anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II, menteri negara RIS.
Presiden Soekarno kemudian mem­per­kenalkan untuk pertama kalinya lam­bang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950.
 
Bentuk Final Lambang Negara
Penyempurnaan kembali lambang ne­gara itu terus diupayakan. Kepala bu­rung Rajawali Garuda Pancasila yang “gun­dul” menjadi “berjambul”. Bentuk ca­kar kaki yang mencengkeram pita, dari yang semula menghadap ke belakang men­jadi menghadap ke depan, atas ma­sukan Presiden Soekarno.
Tanggal 20 Maret 1950, bentuk final gam­bar lambang negara yang telah diper­baiki mendapat disposisi Presiden Soe­karno, yang kemudian memerintahkan pe­lukis istana, Dullah, untuk melukis kem­bali rancangan tersebut sesuai bentuk fi­nal rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II, yang dipergunakan secara res­mi sampai saat ini.
Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu de­ngan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara, yang lukisan otentiknya diserahkan kepada H. Masagung, Yayasan Idayu Jakarta, pada 18 Juli 1974.
Rancangan terakhir inilah yang men­jadi lampiran resmi PP No. 66 Tahun 1951 berdasarkan pasal 2 Jo Pasal 6 PP No. 66 Tahun 1951. Sedangkan lambang ne­gara yang ada disposisi Presiden Soe­karno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap di­simpan oleh Keraton Kadriyah Pontianak.
Salah satu keistimewaan Garuda Pan­casila terletak pada warna keemas­annya, yang melambangkan cita-cita para perintis kemerdekaan untuk mem­bangun masyarakat adil dan makmur. Di negara lain, yang memakai sejenis lam­bang garuda atau elang, biasanya ber­warna hitam putih, sesuai warna burung tersebut di alam bebas.
Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di Pe­makaman Keluarga Kesultanan Ponti­anak di Batulayang.
Jasa Sultan Hamid II lainnya yang ter­lupakan adalah peranannya dalam forum KMB, yang tidaklah semata-mata mem­perjuangkan BFO dan federalisme. Ke­sediaan Belanda menyetujui penyerahan kedaulatan seluruh wilayah bekas jajah­annya di Hindia Belanda kepada Republik Indonesia Serikat tidak terlepas dari keberhasilannya membujuk Ratu Yuliana, selaku ratu Belanda. Ini bukti kelihaian diplomasi dan kedekatan Sultan Hamid II, yang pernah menjadi ajudan atau pengawal Ratu Yuliana.
 
Penilaian Kalangan Akademisi
Turiman, S.H. M.Hum., dosen Fakul­tas Hukum Universitas Tanjungpura Ponti­anak, yang mengangkat sejarah hukum lambang negara RI sebagai tesis demi meraih gelar magister hukum di Universitas Indonesia, menjelaskan, hasil penelitiannya tersebut bisa membuktikan bahwa Sultan Hamid II adalah perancang lambang negara.
“Satu tahun yang melelahkan untuk mengumpulkan semua data. Dari tahun 1998 sampai 1999,” katanya.
Yayasan Idayu Jakarta, Yayasan Mas­a­gung Jakarta, Badan Arsip Nasio­nal, Pusat Sejarah ABRI, dan tidak keting­galan Keluarga Istana Kadariyah Ponti­anak, adalah tempat-tempat yang paling sering disinggahinya untuk mengumpul­kan bahan penulisan tesis yang diberinya judul Sejarah Hukum Lambang Negara RI – Suatu Analisis Yuridis Normatif tentang Pengaturan Lambang Negara dalam Peraturan Perundang-undangan.
Di hadapan dewan penguji, Prof. Dr. M. Dimyati Hartono, S.H. dan Prof. Dr. H. Azhary, S.H., ia berhasil memperta­hankan tesisnya itu pada hari Rabu 11 Agustus 1999. “Secara hukum, saya bisa membuktikan, mulai dari sketsa awal hing­ga sketsa akhir, Garuda Pancasila ada­lah rancangan Sultan Hamid II,” katanya.
Hal yang sama juga pernah disuara­kan Sultan Syarif Abubakar Alkadrie, pe­megang tampuk kekuasaan Istana Kadriyah Kesultanan Pontianak, yang menjadi ahli waris Sultan Hamid Alkadrie II. Menurutnya, negara pantas memberi­kan penghargaan terbaik kepada almar­hum Sultan Hamid Alkadrie II atas jasa­nya menciptakan lambang negara Bu­rung Garuda. Penghargaan yang tepat ada­lah pemberian gelar pahlawan nasio­nal kepada Sultan Hamid Alkadrie II.
Untuk mengembalikan fakta sejarah yang sebenar-benarnya mengenai pen­cip­ta lambang negara Burung Garuda, pihak ahli waris dan pemerintah Kaliman­tan Barat serta Universitas Tanjungpura pernah menyelenggarakan seminar na­sional di Pontianak. Ketua DPR Akbar Tandjung juga hadir dalam acara yang berlangsung pada 2 Juni 2000.
Saat itu, Akbar Tandjung, yang juga ketua umum Partai Golongan Karya, juga mengusulkan agar nama baik Sultan Hamid Alkadrie II dipulihkan dan diakui sebagai pencipta lambang negara. Sa­yangnya, usulan itu tak ada tindak lanjut­nya hingga sekarang.
 
(Dikutip oleh Tim Sarkub dari Majalah Alkisah)

Read more ...

daftar nama pahlawan indonesia

                    DAFTAR NAMA PAHLAWAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

NO
Nama
SK Presiden
Asal Daerah / Daerah Pengusul
Ket
1.
Abdul  Muis
1883 - 1959
218 Tahun 1959
30 - 8 - 1959
Sumatera Barat

2.
Ki Hadjar Dewantoro
1889 - 1959
305 Tahun 1959
28 - 11 - 1959
D.I. Yogyakarta

3.
Surjopranoto
1871 – 1959
310 Tahun 1959
30 – 11 - 1959
D.I. Yogyakarta

4.
Mohammad Hoesni Thamrin
1894 - 1941
175 Tahun 1960
28 – 7 - 1960
DKI Jakarta

5.
K.H. Samanhudi
1878 - 1956
590 Tahun 1961
9 – 11 - 1961
Jawa Tengah

6.
H.O.S. Tjokroaminoto
1883 - 1934
590 Tahun 1961
9 – 11 - 1961
Jawa Timur

7.
Setyabudi
1897 - 1950
590 Tahun 1961
9 – 11 - 1961
Jawa Timur

8.
Si Singamangaradja XII
1849 - 1907
590 Tahun 1961
9 – 11 - 1961
Sumatera Utara

9.
Dr.G.S.S.J.Ratulangi
1890 - 1949
590 Tahun 1961
9 – 11 - 1961
Sulawesi Utara

10.
Dr. Sutomo
1888 - 1938
657 Tahun 1961
27 – 12 - 1961
Jawa Timur

11.
K.H. Ahmad Dahlan
1868 - 1934
657 Tahun 1961
27 – 12 - 1961
D.I. Yogyakarta

12.
K.H. Agus Salim
1884 - 1954
657 Tahun 1961
27 – 12 - 1961
Sumatera Barat

13.
Jenderal Gatot Subroto
1907 - 1962
222 Tahun 1962
18 – 6 1962
Jawa Tengah

14.
Sukardjo Wirjopranoto
11903 - 1962
342 Tahun 1962
29 – 10 - 1962
Jawa Tengah

15.
Dr. Ferdinand Lumban Tobing
1899 - 1962
361 Tahun 1962
17 – 11 - 1962
Sumatera Utara

16.
K.H. Zainul Arifin
1909 - 1963
35 Tahun 1963
4 – 3 - 1963
Sumatera Utara

17.
Tan Malaka
1884-1949
53 Tahun 1963
28 – 3 - 1963
Sumatera Utara

18.
MGR A.Sugiopranoto, S.J.
1896 - 1963
152 Tahun 1963
26 – 7 - 1963
Jawa Tengah

19.
Ir. H. Djuanda Kartawidjaja
1911 - 1963
244 Tahun 1963
29 – 11 - 1963
Jawa Tengah

20.
Dr. Sahardjo, SH
1909 - 1963
245 Tahun 1963
29 – 11 - 1963
Jawa Tengah

21.
Tjuk Njak Dhien
1850 - 1908
106 Tahun 1964
2 – 5 - 1964
D. I. Aceh

22.
Tjut Meutia
1870
107 Tahun 1964
2 – 5 - 1964
D. I. Aceh

23.
Raden Adjeng Kartini
1879 - 1904
108 Tahun 1964
2 – 5 - 1964
Jawa Tengah

24.
Dr. Tjiptomangunkusumo
1886 - 1943
109 Tahun 1964
2 – 5 - 1964
Jawa Tengah

25.
H. Fachruddin
1890 - 1929
162 Tahun 1964
26 – 6 - 1964
D.I. Yogyakarta

26.
K.H. Mas Mansur
1896 - 1946
162 Tahun 1964
26 – 6 - 1964
Jawa Timur

27.
Alimin
1889 - 1964
163 Tahun 1964
26 – 6 - 1964
Jawa Tengah

28.
Dr. Muwardi
1907 - 1948
190 Tahun 1964
4  – 8 - 1964
Jawa Tengah

29.
K.H. Abdul Wahid Hasjim
1914 - 1953
206 Tahun 1964
24 – 8 - 1964
Jawa Timur

30.
Sri Susuhunan Pakubuwono VI
1807 - 1849
294 Tahun 1964
17 –11 - 1964
Jawa Tengah

31.
K.H. Hasjim Asjarie
1875 - 1947
294 Tahun 1964
17 –11 - 1964
Jawa Timur

32.
Gubernur Surjo
1896 - 1948
294 Tahun 1964
17 –11 - 1964
Jawa Timur

33.
Jenderal Soedirman
1916 - 1950
314 Tahun 1964
10 – 12 – 1964
Jawa Tengah

34.
Jenderal Oerip Soemohardjo
1893 - 1948
314 Tahun 1964
10 – 12 – 1964
Jawa Tengah

35.
Prof. Dr. Soepomo, SH.
1903 - 1958
123 Tahun 1965
14 – 5 - 1965
Jawa Tengah

36.
Dr. Koesoemah Atmadja, SH.
1898 - 1952
124 Tahun 1965
14 – 5 - 1965
Jawa Barat

37.
Jend. TNI. Anm. Achmad Yani
1922 - 1965
111 /KOTI/1965
5 – 10 - 1965
Jawa Tengah

38.
Let. Jen. TNI. Anm. Soeprapto
1920 - 1965
111 /KOTI/1965
5 – 10 - 1965
Jawa Tengah

39.
Let.Jen.TNI.Anm.M.T. Harjono
1924 – 1965
111 / KOTI/1965
5 – 10 – 1965
Jawa Timur

40.
Let.Jen.TNI.Anm. S. Parman
1918 - 1965
111/ KOTI/ 1965
5 – 10 – 1965
Jawa Tengah

41
Mayjen. TNI. Anm.D.I. Pandjaitan.
1925-1965
111/Koti/1965  5-10-1965
Sumatra Utara

42.
Mayjen.TNI.Anm.Soetojo Siswomihardjo.
1922-1965
111/Koti/1965
5-10-1965
Jawa Tengah

43.
Kapten.CZI. Anm.Pierre Tendean 1939-1965 111/Koti/1965
5-10-1965
D.K.I. Jakarta

44.
Brigadir Polisi Anm. Karel Sasuit Tubun
1928-1965
114/Koti/1965
5-10-1965
M a l u k u

45.
Brigjen. TNI. Anm. Katamso 1923-1965 118/Koti/1965 19-10-1965
D.I. Yogyakarta

46.
Kol.Inf.Anm.Sugiono
1926-1965
118/Koti/1965 19-10-1965
D.I. Yogyakarta

47.
Sutan Sjahrir
1909-1966
76 Tahun 1966 9-4-1966
Sumatra Barat

48.
Laksamana Laut R.E.Martadinata 1921-1966 220 Tahun 1966 7-10-1966
Jawa Barat

49.
Raden Dewi Sartika
1884-1947
252Tahun 1966 1-2-1966
Jawa Barat

50.
Prof.Dr.W.Z.Johannes
1895-1952
06/TK/1968
27-3-1968
Nusa Tenggara Timur

51.
Pangeran Antasari
1809-1892
06/TK/1968
27-3-1968
Kalimantan
Selatan

52.
Serda.KKO. Anm.Djanatin Alias
Osman Bin Haji Mohammad Ali 1943-1968
050/TK/1968
17-10-1968
Jawa Timur

53.
Kopral.KKO.Anm.Harun Bin Said
Alias Tahir 1947-1968
050/TK/1968
17-10-1968
Jawa Timur

54.
Jend.TNI.Anm. Basuki Rachmat
1921-1968
01/TK/1969
9-1-1969
Jawa Timur

55.
A.F. Lasut
1918-1949
012/TK/1969
20-5-1969
Sulawesi Utara

56.
Martha Christina Tijahahu
1800-1818
012/TK/1969
20-5-1969
M a l u k u

57.
Maria Walanda Maramis
1872-1924
012/TK/1969
20-5-1969
Sulawesi Utara

58.
S u p e n o
1916-1949
39/TK/1970
13-7-1970
Jawa Tengah

59.
Sultan Ageng Titajasa
1631-1683
45/TK/1970
1-8-1970
Jawa Barat

60.
W.R. Soepratman
1903-1938
016/TK/1971
20-5-1971
Jawa Timur

61.
Nyai Achmad Dachlan
1872-1946
042/TK/1971
22-9-1971
D.I. Yogyakarta

62.
K.H. Zainal Moestafa
1907-1944
064/TK/1972
6-11-1972
Jawa Barat

63.
Sultan Hasanuddin
1631-1670
087/TK/1973
6-11-1973
Sulawesi Selatan

64.
Kapitan Pattimura
1783-1817
087/TK/1973
6-11-1973
M a l u k u

65.
Pangeran Diponegoro
1785-1855
087/TK/1973
6-11-1973
D.I. Yogyakarta

66.
Tuanku Imam Bondjol
1772-1864
087/TK/1973
6-11-1973
Sumatra Barat

67.
Teuku Tjik Ditiro
1836-1891
087/TK/1973
6-11-1973
D.I.Aceh

68.
Teuku Umar
1854-1899
087/TK/1973
6-11-1973
D.I. Aceh

69.
DR. Wahidin Soedirohoesodo
1852-1917
088/TK/1973
6-11-1973
D.I. Yogyakarta

70.
R. Otto Iskandardinata
1897-1945
088/TK/1973
6-11-1973
Jawa Barat

71.
Robert Wolter Monginsidi
1925-1949
088/TK/1973
6-11-1973
Sulawesi Utara

72.
Prof. Mohammad Yamin, SH
1903-1962
088/TK/1973
6-11-1973
Sumatra Barat

73.
Laksda.TNI.Anm. Josaphat Soedarso
1925-1962
088/TK/1973
6-11-1973
Jawa Tengah

74.
Prof.DR.R. Soeharso
1912-1971
088/TK/1973
6-11-1973
Jawa Tengah

75.
Marsda. TNI.Anm.Prof. DR.
Abdulrachman Saleh
1909-1947
071/TK/1974
9-11-1974
D.I.Yogyakarta

76..
Marsda, TNI Anm. Mas Agustinus Adisutjipto 1916-1947 071/TK/1974
9-11-1974
D.I.Yogyakarta


 
Read more ...

kamu tau arti dari nama INDONESIA ?

Assalamualaikum Wr. Wb.....

Salam sejahtera buat kita semua..

        Apa kabar? semoga yang baca artikel ini baik dan sehat wal afiat yah.. Amiinnn..
saya sedikit mau mengulas tentang ASAL MULA NAMA INDONESIA. Sudahkah kamu tau??
kebanyakan orang dari profesi apapun,saya yakin tidak semua penduduk INDONESIA mengetahuiasal-usul nama dari INDONESIA. Dari mana sih Nama Indonesia itu? ngasal kah? ngarangkah? atau dikasih nama dari jepang/belanda? ssstttt!  jangan ngarang,lebih baik disimak artikel ini yah.
              Pada zaman purba, kepulauan tanah air disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan tanah air dinamai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa Indoa menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil “Jawa” oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. Dalam bahasa Arab juga dikenal Samathrah (Sumatra), Sholibis (Sulawesi), Sundah (Sunda), semua pulau itu dikenal sebagai kulluh Jawi (semuanya Jawa).
Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah “Hindia”. Semenanjung Asia Selatan mereka sebut “Hindia Muka” dan daratan Asia Tenggara dinamai “Hindia Belakang”. Sedangkan tanah air memperoleh nama “Kepulauan Hindia” (Indische Archipel, Indian Archipelago, l’Archipel Indien) atau “Hindia Timur” (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah “Kepulauan Melayu” (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l’Archipel Malais).
Pada jaman penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur).
Eduard Douwes Dekker ( 1820 – 1887 ), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga “Kepulauan Hindia” ( Bahasa Latin insula berarti pulau). Nama Insulinde ini kurang populer.
Indonesia
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan ( 1819 – 1869 ), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl ( 1813 – 1865 ), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis:
“… the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians”.
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maladewa. Earl berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah “Indian Archipelago” terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan:
“Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago”.
Ketika mengusulkan nama “Indonesia” agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826 – 1905 ) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah “Indonesia” itu dari tulisan-tulisan Logan.
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia” adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Nama indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan indonesiƫr (orang Indonesia).
Identitas Politik
Pada dasawarsa 1920-an, nama “Indonesia” yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama “Indonesia” akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.
Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya :
“Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut “Hindia Belanda”. Juga tidak “Hindia” saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.”
Di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924). Pada tahun 1925, Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama “Indonesia”. Akhirnya nama “Indonesia” dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.
Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; parlemen Hindia Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia Belanda agar nama “Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “Nederlandsch-Indie”. Tetapi Belanda menolak mosi ini.
Dengan jatuhnya tanah air ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama “Hindia Belanda”. Dan setelah itu lahirlah bangsa Indonesia.
Read more ...

Arti dan Makna lagu INDONESIA RAYA

Arti dan Makna Dari Lagu Kebangsaan"Indonesia Raya"


        Di zaman sekarang,dimana tingkat SD (Sekolah Dasar) tidak mengetahui apa arti dan makna dari lagu "indonesia raya" ini. Mungkin yang sekarang tau hanyalah lagu-lagu modern yang bisa di artikan oleh mereka. Lagu bangsa sendiri malah diabaykan,ya! itulah generasi muda BANGSA KITA.sebelum masuk lebih dalam,saya jelaskan dulu apa itu lagu kebangsaan.
         Lagu kebangsaan dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Lagu tersebut mempunyai kekhasan, misalnya dari lirik, melodi, dan isi pesannya. Lagu setiap negara biasanya kita dengarkan pada saat acara-acara yang melibatkan dua negara atau lebih, olahraga misalnya.
Contohnya saja saat final sepakbola Piala Asia Tenggara (AFF) antara Indonesia dengan Malaysia. Sebelum memulai pertandingan, dinyanyikanlah lagu Indonesia Raya dan Negaraku. Cabang olahraga bulu tangkis, yang sering mengharumkan nama bangsa, sering dikumandangkan lagu kebangsaan Indonesia di berbagai negara.
Hampir di semua ajang pertandingan bulu tangkis, Indonesia bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sayangnya, prestasi bulu tangkis Indonesia sedang terpuruk. Saya bisa merasakan semangat dan kebanggaan saat lagu kebangsaan dinyanyikan dalam sebuah gedung pertandingan. Lagu kebangsaan ini memercikan kebanggaan atas prestasi yang diraih.
Patriotisme dalam Lagu Kebangsaan Indonesia
Jika dilihat secara mendalam, di lagu Indonesia Raya terdapat banyak sisi-sisi yang membanggakan. Lagu kebangsaan Indonesia ini menggambarkan semangat, kegigihan, patriotisme, kecintaan, persatuan, kesatuan, serta kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
Lagu ciptaan Wage Rudolf Supratman ini selalu dinyanyikan saat perayaan hari-hari penting nasional. Lagu Indonesia Raya rutinnya dinyanyikan pada saat upacara bendera. Saya masih ingat saat sekolah, setiap Senin adalah upacara bendera. Upacara bendera kata guru saya selain menanamkan kecintaan pada negara Indonesia, tetapi juga menanamkan kedisiplinan.
Kecintaan kepada negara, karena pada saat upacara bendera selain menyanyikan lagu kebangsaan, juga ikut merenungkan bangsa Indonesia secara umum. Kemudian, mendoakan para pahlawan yang sudah gugur pada saat mengheningkan cipta, dan bersemangat saat menyanyikan lagu kebangsaan.
Semangat dan harapan ini terus dipupuk dalam diri siswa-siswa yang sedang mengikuti upacara bendera. Mereka benar-benar menyanyikan dengan semangat, lantang, dan kompak. Sementara pengibar bendera mengerek bendera sampai ke ujung tiang yang ada di tengah-tengah lapangan upacara bendera.
Pada saat mengerek bendera sampai ke ujung, ada yang ditunggu-tunggu sebagai bahan candaan. Maklum masih remaja, ketika ada hal menarik untuk ditertawakan langsung menarik perhatian. Saat yang ditunggu tersebut adalah kesesuaian antara akhir lagu kebangsaan dengan sampainya bendera di ujung tiang bendera.
Jika terjadi kesesuaian, bahan candaan hilang dan upacara lancar. Sementara, jika tidak terdapat kesesuaian, spontan beberapa orang akan tersenyum bahkan mungkin tertawa. Walau tidak terbahak-bahak, tapi peristiwa lucu saat upacara bisa menjadi perbincangan ketika waktu istirahat tiba.
Kelucuan-kelucuan yang menarik dikenang sekarang. Bukan karena menertawakan lagu Indonesia Raya atau upacara benderanya, lebih karena merasa lucu atas tingkah polah remaja.
Tentang kedisiplinan yang ditanamkan melalui upacara bendera menurut salah satu guru saya waktu itu adalah ketertiban, kerapian, ketepatan, dan keseragaman pada saat upacara bendera. Guru saya menyampaikan kurang lebih begitu. Mari kita urai satu persatu.
Ketertiban, katanya kalau upacara bendera itu harus tertib. Kalau tertib maka pelaksanaan upacara akan berjalan dengan baik dan lancar. Untuk melihat ketertiban ini, biasanya di belakang barisan murid yang berjajar sebagai peserta upacara selalu ada yang mengawasi, mereka adalah guru-guru. Jika ada yang tidak tertib, bersiaplah dijewer dan dijemur sehabis upacara bendera.
Kerapian, kami harus rapi mulai dari berpakaian. Lengkap mulai dari topi sampai sepatu, kemudian barisan dan sikap yang harus terlihat rapi. Jika ada yang tidak rapi dalam berpakaian atau berbeda warna sepatu, bersiaplah untuk mendapat teguran bersama orang yang tidak tertib tadi.
Sementara untuk ketepatan, ini menyangkut waktu. Upacara harus tepat waktu, jika tidak maka berbarislah di barisan yang terkena hukuman. Misalnya datang kesiangan. Lalu keseragaman, menyangkut pakaian yang  dipakai. Ternyata banyak sisi-sisi upacara yang menarik sebagai bahan pembelajaran.
Kembali lagi ke lagu kebangsaan, lagu yang membuat bersemangat pada saat dinyanyikan. Terutama lirik akhir:
“Indonesia raya merdeka, merdeka.                                            
Tanahku negeriku yang kucinta. Indonesia raya merdeka, merdeka.
Hiduplah Indonesia raya!”
Kalau menyanyikan lagu tepat pada bait ini, rasanya semangat benar-benar berkobar sangat besar. Tambah membesar ketika dinyanyikan serentak dalam jumlah orang yang menyanyikannya banyak.
Perhatikan liriknya: “Merdeka, merdeka. Tanahku, negeriku yang kucinta”. Bergetar semangat ini saat lirik tersebut. Inilah saat yang menarik dan bersemangat ketika upacara bendera.
Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, selanjutnya saat mengheningkan cipta. Setelah bersemangat saat lagu Indonesia Raya, sekarang lagu nasional yang penuh rasa syahdu dan harus khidmat pada saat dinyanyikannya.
Ketika menyanyikan lagu ini, rasanya merinding, apalagi pemimpin upacara meminta untuk mendoakan arwah para pahlawan yang sudah gugur. Mendengar kata "arwah" saja rasanya sudah merinding, apalagi ditambah dengan lagu mengheningkan cipta yang syahdu dan senyap.
Pada saat dinyanyikan lagu ini, suasana terasa senyap dan hening. Bayangan menjelajah ke para pahlawan yang sudah gugur pada saat berjuang merebut kemerdekaan dan juga berjuang mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia.
Di tengah-tengah suasana senyap, sunyi, dan khidmat ini, terselip juga rasa patriotisme yang tinggi. Ada semacam kebanggaan yang muncul saat ketika upacara. Saat-saat mengheningkan cipta adalah saat merenungkan dan bersyukur atas kemerdekaan yang dicapai bangsa Indonesia untuk lepas dari penjajahan bangsa asing.
Merenungkan dan mengheningkan diri untuk merasakan lebih dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu untuk kebaikan di masa yang akan datang. Pada saat itu pula, ada semacam tuntutan mengisi kemerdekaan dengan segala aktivitas yang berguna bagi bangsa dan negara Indonesia.
Nilai Positif Lagu Kebangsaan
Patriotisme memang tidak hadir dari slogan-slogan, dia hadir dari perenungan dan tindakan semua bangsa untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Patriotisme yang muncul dari upacara bendera tentu sangat berbeda dengan patriotisme yang muncul dari teori-teori yang diajarkan di dalam kelas.
Teori-teori yang ada dalam pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP), Pendidikan Sejarah dan Perjuangan Bangsa (PSPB), dan Pendidikan Kewarganegaraan, hanyalah sebagian kecil usaha yang bisa disampaikan kepada anak didik. Tetapi patriotisme yang hadir dari perenungan yang mendalam saat upacara berbeda, rasanya lebih baik dibandingkan dengan teori-teori saja.
Yang lebih penting juga, lagu ini bisa menumbuhkan kebanggaan dan patriotisme bagi yang menghayatinya. Banyak sekali nilai-nilai positif yang bisa diambil dari sebuah lagu kebangsaan. Seperti yang sudah disebutkan di atas. Ada kebanggaan, patriotisme, semangat, renungan, dan penghayatan atas lagu akan memberikan banyak pembelajaran.
Sisi-sisi yang menarik misalnya pada saat upacara bendera, hanya bagian kecil dari proses pembelajaran lagu Indonesia Raya dan sikap selama berupacara. Ini menjadi sangat menarik, karena lagu kebangsaan memberikan banyak pembelajaran bagi siapapun.
Mengajarkan kebangsaan, patriotisme, kedisiplinan, kecintaan terhadap negara Indonesia, bisa juga diwujudkan dengan menghayati dan mencerna setiap lagu kebangsaan yang dinyanyikan. Apresiasi lagu kebangsaan sebagai lagu-lagu wajib sangat penting untuk anak-anak Indonesia di tengah gempuran lagu-lagu pop yang marak sekarang ini.
Read more ...
Designed By